hello.
welcome to my blog


Hello. Welcome to my blog :D
Please gives some comment, thank you^^

unique tracker
PsPrint Coupons


Mengenai Kisah Anak - Anak
December 14, 2010

Tulisan berikut di bawah bukanlah tulisan saya. Saya hanya bermaksud untuk mengetik ulang apa yang saya baca sebab saya begitu menyukai makna yang ada di dalamnya. Maka dari itu apabila ada kesamaan judul, atau text di bawa ini, mungkin Anda merasa pernah membawa hal semacam ini sebelumnya, maka jangan salahkan mata Anda, sebab saya memang mengambil tulisan ini dari sebuah koran.


CINDERELLA DKK
Ditulis oleh Samuel Mulia


Jasmine was in forbidden relationship with Aladdin.
Snow White lived alone with 7 male dwarfs.
Pinocchio was a liar.
Robin Hood was a thief.
Tarzan walked without clothes on.
A stranger kissed sleeping beauty and she married him.
Cinderella lied and sneaked out at night to attend a party.
These are the stories our parents raised us with and then they complain our generation is messed up.
What a life !


Itu pesan yang saya terima di BBM saat sedang menyantap makan malam bermenu serba salmon. Saya tertawa terbahak – bahak karena baru menyadari..oh ada benarnya juga, ya. Tentu bisa jadi Anda tidak setuju. Itu menarik bahwa hidup itu berirama karena ada yang tidak setuju, dan tak perlu naik pitam karena ada yang tidak setuju.

Tokoh Kartun
Kemudian saya teringat kalau pernah menulis soal film kartun Tom & Jerry. Film kartun yang lucu, yang tak perlu sampai membangunkan badan sensor film untuk melarang tayang. Meski isinya hanya kebencian, permusuhan yang dikemas dengan lagu dan suasana yang menyenangkan mata.

Sambil menyantap hidangan malam yang sama sekali tak enak itu, BBM itu membayangi pikiran. Mengapa pada saat saya kecil, saya diijinkan membaca cerita di atas? Apakah mereka yang waktu itu sudah dewasa tak peka akan kesan negative yang tersirat dari sebuah perbuatan yang kelihatan mulia itu? Atau generasi yang sekarang lebih peka dan tak gampang lagi dicekoki? Dan karena tak gampang, kemudian dianggap melawan dan tidak becus?

Apakah nama – nama yang sekarang ini santer di media massa soal tindakan korupsinya, belajar atau terilhami dari cerita masa kecil mereka macam Robin Hood yang katanya mulia, tetapi toh tetap maling? Atau seseorang seperti saya yang sering menggunakan alasan lupa ingatan, karena belajar dari seorang tokoh bernama Pinokio? Selamatnya hidung saya tak jadi panjang.

Maka malam itu, setelah tiba di rumah, saya langsung membuka laptop dan menuliskan parodi untuk minggu ini, dengan sebuah pertanyaan, apakah cerita –cerita di atas itu keliru? Saya sendiri tak tahu apakah pencipta dari cerita – cerita itu tak menyadari bahwa apa yang mereka buat itu sebuah kekeliruan? Apakah itu baik dan pantas karena awalnya diciptakan dai dan untuk orang Barat? Kemudian yang Timur melirik karena dianggap benar dan meniru nilai – nilai Barat itu?

Siapakah yang kemudian dianggap keliru kalau saya yang sekarang menjadi dewasa menjadi seperti salah satu tokoh – tokoh kartun itu?

Malah bukan menjadi orang yang bermoral karena pendidikan moral? Karena harus diakui jauh lebih menarik mendengar cerita Robin Hood daripada pelajaran sekolah, bukan?

Siapakah Saya ini?
Saya sampai berpikir keras, jadi apakah cerita – cerita kartun itu bermoral? Mengapa cerita macam itu tidak dibredel saja? Apakah karena lucu melihat Tarzan tanpa baju? Apakah begitu memacu adrenalin melihat Tom mengerjar san menghajar Jerry, begitu pula sebaliknya?

Kemudian saya melihat tabiat diri sendiri dari dulu sampai sekarang ini. Dan nuraninya kemudian berbisik, kalau sampai saya game over, kira – kira cerita apa yang akan saya tinggalkan? Apakah yang bermoral, yang kayaknya bermoral atau sama sekali tak bermoral?

Gajah saja mati meninggalkan gading, harmau meninggalkan belang? Kalau saya? “Kalau elo mati yang elo tinggalin muke elo yang jelek itu, tahu.” Nurani saya menyambar secepat kilat.

Tetapi, otak saya bertanya lagi sampai saya pusing dibuatnya. Apakah yang bermoral itu? Apakah yang pantas dan tidak pantas itu?Bukankah Robin Hood baik karena Ia menolong, tetapi Ia menjadi tidak baik karena ia maling. Bukankah itu sebuah gambaran manusia yang sesungguhnya? Manusia yang merupakan pertemuan dua dunia yang ekstrem, dank arena itulah Ia disebut manusia?

Saya melihat sampul salah satu majalah wanita buatan Indonesia yang mengabadikan gambar selebriti kondang Indonesia. Kemudian ada komentar seorang anak manusia, kalau tokoh itu tidak pantas dijadikan sampul depan.

Mendengar itu, saya dibuat berpikir bukankah menjadi aneh seklai kalau satu manusia menjerit pada manusia yang lainnya dengan kalimat, “Kamu tidak pantas. Kamu generasi yang tidak becus.” La wong yang berteriak saja, saya berani pastikan pernah berbuat yang tidak pantas dan tidak becus.

Malam itu saya bingung. Daripada jadi gila memikirkan benar tidak benar, senonoh atau dua nonoh, bermoral tidak bermoral, saya memutuskan untuk tidur saja.

Coba beri penilaian, siapa yang tidak bermoral? Siapakah saya? Pinokio, Cinderella, Sleeping Beauty, Robin Hood,atau Tarzan? “Kamu itu jangkrik.” Siapa lagi kalau bukan suara yang paling dekat di hati yang berani berteriak malam – malam.


Sumber : Harian KOMPAS Minggu, 12 Desember 2010



Komentar miNt :

Sesungguhnya cerita dibuat untuk membuat anak – anak berperilaku baik. Dihiasi dengan imajinasi tinggi setiap pengarang, maka muncullah karakter – karakter lucu yang telah disebutkan di atas.

Sekarang mari kita coba pikirkan. Ada banyak hal yang sering tidak kita sengajai sehingga itu menjadi sebuah kekurangan kita. Bisa juga terkadang sebuah keadaan memaksa sehingga mau tidak mau kita membuat kesalahan. Herannya mengapa tidak semua orang menyadari kesalahan tersebut?

Tarzan, Ia hidup di hutan dengan dirawat oleh seekor gorilla. Bukankah akah jauh lebih aneh bila Ia ceritakan hidup memiliki pakaian lengkap? Dari mana pula pakaian itu berasal? Tidak mungkin sepertinya bila si gorilla membelinya dari toko butik terkenal dan membayarnya dengan kartu kreditnya, bukan? Alasannya simple : dia hidup di hutan. Mau bagaimana lagi, mau tidak mau Ia harus dibuat tidak berpakaian.

Tidak sengaja melakukan kesalahan seperti kisah Snow White. Mungkin si pengarang hanya sempat berpikir bahwa Snow White harus ditolong oleh banyak pihak yang disini akhirnya dibuatlah ketujuh kurcaci itu. Menurut saya mungkin sebenarnya tokoh ketujuh kurcaci itu adalah tujuh anak kecil. Sebab bila tidak mengapa ukurannya kecil? Akan tetapi terlalu aneh bila ada tujuh anak kecil dapat hidup bertahan di hutan. Maka dari itu dibuatlah tujuh orang kurcaci.

Banyak cerita dimaksudkan untuk memberikan nasihat kepada anak – anak. Selalu ada satu moral yang hendak diceritakan. Misalnya saja,Santa Claus. Sebuah sosok yang nampaknya begitu menyenangkan. Bukan masalah ada atau tidak, namun tokoh Santa Claus dibuat oleh orang tua agar pada anak – anak terutama pada bulan Desember menjelang Natal untuk berbuat baik.

Natal adalah bulan penuh berkah di mana seringkali kita berkunjung ke tempat saudara atau teman, makan malam , bernyanyi dan merayakan kelahiran-Nya bersama, ya, sebuah pesta Natal. Tidak mungkin, bukan sebuah pesta diadakan begitu saja secara dadakan? Pesta Natal biasanya dipersiapkan sejak awal bulan Desember, dan bila anak – anak menganggu persiapannya tentu akan menyusahkan, bukan? Menurut saya itulah alasan dibuatnya tokoh Santa Claus yang dengan iming iming “Bila berbuat baik, akan diberi hadiah oleh Santa.” Padahal si Santa tak lain dan tak bukan adalah orangtuanya sendiri. Sama halnya dengan kisah Pinokio, yang bila berbohong maka hidungnya akan memanjang.Jadi intinya menurut pendapat saya, suatu kesalahan kesalahan itu muncul dengan tidak di sengajai. Toh kita manusia tidak sempurna.

Kita terkadang tidak menyadari bahwa apa yang kita lakukan salah tetapi kita menjadi tidak terima ketika melihat orang lain melakukan kesalahan. Namanya juga, manusia! Toh bila kita mendebatkan mengenai kartun, tidak akan pernah habisnya dari pihak – pihak pro-kontra yang selalu beranggapan pihaknya saja yang benar. Toh kita juga tidak bisa membuat cerita yang jauh lebih baik.

Yang saya –jujur saja- tidak mengerti justru cerita Sleeping Beauty dan cerita rakyat Indonesia yang terkadang tidak cocok untuk anak – anak. Sleeping Beauty dikutuk dan dia tidur selama seratus tahun. Bayangkan, seratus tahun dan masih hidup! Hebatnya lagi dia terbangun dengan keremajaannya –dengan ciuman pangeran asing- dan tanpa mengalami gangguan tubuh –pegal pegal atau sakit mata-sama sekali. Sungguh seorang putri perkasa !

Cerita rakyat Indonesia pun tidak kalah membuat saya melongo. Banyak cerita rakyat ditujukan untuk anak-anak bukan? Namun mengapa ada kisah seorang pemuda mengintip tujuh bidadari kahyangan yang tengah mandi di sungai, bahkan mencuri selengdangnya? Mengapa ada kisah seorang putri dikutuk menjadi candi? Mengapa ada kisah seorang anak menyukai ibunya sendiri?

Sesungguhnya, saya begitu menyukai artikel di atas. Dan kini saya merasa heran, bahkan hebatnya artikel itu mampu membuat saya menimbulkan pertanyaan baru! Sebuah tulisan yang membuat mata kita terbuka dan menyadari banyak hal yang selama ini nampak begitu indah pun memiliki sisi yang buruk juga. Salam damai!

Pendapat saya dan Anda berbeda. Silakan berikan tanggapan.

Labels: ,



0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

4:53 PM